POLIPANGKEP.AC.ID, PANGKEP — Tim dosen dan tenaga kependidikan (tendik) Jurusan Teknologi Kemaritiman (Tekmar), Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan (Politani Pangkep) memperkenalkan umpan tiruan kepada nelayan kepiting rajungan di Pulau Saugi, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan. Selain dapat meningkatkan produktivitas para nelayan, penggunaan umpan tiruan juga ramah lingkungan karena bisa mengurangi tekanan pada ekosistem laut.
Kegiatan yang berlangsung pada 6 s.d. 7 Juni 2024 ini menjadi bagian dari Tri Dharma perguruan tinggi sekaligus bentuk komitmen Politani Pangkep untuk mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir dan keberlanjutan sumber daya laut. Selain memperkenalkan umpan tiruan, melalui sosialisasi ini tim dari Politani Pangkep juga melatih para nelayan di Pulau Saugi untuk membuat umpan buatan yang jauh lebih murah.
Wakil Direktur I Politani Pangkep, Adam Rachman, yang juga terlibat dalam kegiatan ini mengatakan bahwa sebagai negara kepulauan nelayan menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi kemaritiman di Indonesia. Nelayan juga penting dalam upaya untuk menjaga kelestarian laut Indonesia.
“Kami berharap, program ini menjadi kontribusi nyata Politani Pangkep dalam memajukan sektor perikanan di Indonesia,” kata Adam.
Menurut Adam, melalui kegiatan ini para nelayan akan memahami sisi ekonomis penggunaan umpan tiruan yang memang didesain khusus agar dapat menarik perhatian kepiting. Dengan warna dan aroma yang khas, kepiting rajungan akan masuk kedalam perangkap bubu.
“Para peserta juga dilatih dalam membuat umpan tiruan dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh sehingga lebih terjangkau,” tambah Adam.
Masih menurut Adam, pada dasarnya sosialisasi yang diberikan merupakan peningkatan soft skill dan hard skill nelayan agar bisa tetap bertahan menjadi penangkap kepiting rajungan dengan tetap memelihara ekosistem sumber daya laut. Dengan demikian, masyarakat nantinya dapat memperoleh hasil tangkapan yang banyak serta sumber daya tetap lestari karena alat tangkap yang ramah lingkungan.
Sementara itu, Muhammad Aras, salah satu dosen peneliti dari Program Studi Penangkapan Ikan, mengatakan bahwa penggunaan umpan tiruan dapat meningkatkan jumlah tangkapan kepiting rajungan tanpa harus bergantung pada umpan alami yang semakin sulit.
“Umpan alami harganya juga relatif tinggi sehingga ini bisa meningkatkan efisiensi dan terpenting umpan tiruan juga ramah lingkungan karena mengurangi tekanan pada ekosistem laut,” kata Muhammad Aras.
Kegiatan sosialisasi yang berlangsung di Pulau Saugi, Pangkep ini dihadiri oleh masyarakat nelayan Pulau Saugi yang antusias untuk mengikuti sosialisasi. Dalam sesi ini, para nelayan diperkenalkan dengan jenis umpan tiruan ikan dan cara pembuatan dengan bahan yang sederhana dan murah serta mudah didapatkan atau ekonomis.
Selain memberikan materi teoretis, para nelayan juga dilatih untuk pembuatan umpan tiruan, mulai dari pemilihan bahan hingga langkah-langkah pembuatan yang rinci. Para nelayan diberikan kesempatan untuk mencoba membuat umpan tiruan mereka sendiri di bawah bimbingan para dosen.
Salah satu nelayan peserta sosialisasi, Daeng Sikki, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas inisiatif Polipangkep. “Kami sangat terbantu dengan pengetahuan baru ini. Semoga dengan adanya umpan tiruan, hasil tangkapan kami bisa lebih banyak dan biaya operasional pengadaan umpan lebih sedikit serta usaha kami semakin berkembang,” katanya.
Program sosialisasi ini tidak hanya berhenti pada pembuatan umpan tiruan. Tindak lanjutnya, tim dosen Polipangkep akan melihat efektivitas hasil penggunaan umpan tiruan ini dibanding umpan asli. Oleh karena itu, tim dosen akan terus mendampingi nelayan untuk melihat progres hasil tangkapan kepiting rajungan selama beberapa bulan ke depan.
Pada sesi terakhir, para peserta dilatih untuk memasukkan umpan tiruan ke dalam alat tangkap bubu. Para nelayan sangat antusias mempraktikkan cara pemasangan umpan tiruan, bahkan ada beberapa nelayan yang langsung turun ke laut menggunakan umpan tiruan tersebut. Nelayan pun melaporkan telah menangkap beberapa ekor kepiting rajungan dari satu umpan tiruan.
Kedepan, tim Politani Pangkep akan melanjutkan program ini dengan penelitian lebih lanjut. Dengan demikian umpan tiruan yang digagas ini bisa mendapatkan paten sebagai produk inovasi bidang perikanan yang dapat menambah produktivitas nelayan serta membantu mempertahankan keberlanjutan ekosistem laut.
(Politani Pangkep/Nan/Cecep)