POLIPANGKEP.AC.ID, PANGKEP — Pengembangan potensi daerah tidak henti-hentinya dibicarakan banyak pihak, tinggal aksi dan kerja nyata yang mesti getol dilakukan. Konsorsium Pengurus Tinggi Vokasi, akan melakukan pengembangan potensi daerah di wilayah Sulawesi Barat (Sulbar). Kerja nyata pun harus didukung dokumen perencanaan tenaga kerja dan inovasi atau workforce and innovation planning. Dokumen ini bagian dari program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah.
Di Sulbar, program ini diamanahkan pada lima Perguruan Tinggi (PT) Vokasi. Yakni Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP), Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan (Politani Pangkep) Politeknik Bosowa (Polibos), Politeknik Bombana dan Fakultas Vokasi Universitas Hasanuddin (FV Unhas).
Ketua Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi, Baso Nasrullah mengatakan, dokumen yang nantinya disusun tersebut berisi informasi tentang analisis pemangku kebijakan yang terlibat dalam pembangunan daerah, kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM), ketersediaan SDM dari satuan pendidikan vokasi, analisis kesenjangan, dan analisis local dan future skill yang dibutuhkan Sulbar. “Dokumen workforce and innovation planning ini akan disusun menjadi sebuah policy brief yang dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai rujukan dalam perencanaan pembangunan di Sulbar dan juga pengembangan pendidikan vokasi,” kata Baso Nasrullah, yang juga staf pengajar di PNUP, saat diwawancarai di Grand Maleo Hotel and Convention Mamuju, Senin 15 Januari. Menurutnya, penyusunan dokumen workforce and innovation planning akan dilaksanakan menggunakan metode foresight. Foresight adalah sebuah metode atau cara untuk membentuk masa depan.
“Di Indonesia metode foresight telah diterapkan dalam penyusunan RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2025-2029 oleh Kementerian PPN/Bappenas,” ungkapnya. Menurutnya, Sulbar memiliki kekayaan sumber daya alam, termasuk perikanan, kelauatan, pertanian, dan peternakan. Analisis harus memperhitungkan potensi eksploitasi sumber daya ini dan dampaknya terhadap kebutuhan tenaga kerja.
“Struktur Ekonomi menjadi hal penting yang perlu dipahami dengan mengidentifikasi sektor-sektor utama, seperti pertanian, industri pengolahan, perdagangan, dan pariwisata di Sulbar. Pertumbuhan sektor ekonomi akan sangat mempengaruhi kebutuhan tenaga kerja,” ujarnya. Ia mengaku, trend pertumbuhan ekonomi di Sulbar dalam beberapa tahun terakhir dan proyeksi masa depan menjadi faktor yang tidak kalah penting dalam hal investasi, pembangunan infrastruktur, dan perubahan kebijakan ekonomi yang dapat memengaruhi kebutuhan tenaga kerja. “Selain itu kondisi sosial dan demografi perlu mendapat perhatian dengan mempertimbangkan beberapa aspek. Di antaranya pertumbuhan penduduk, struktur usia, dan tingkat urbanisasi. Perubahan dalam demografi dapat berdampak pada permintaan akan jenis pekerjaan tertentu,” bebernya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sulbar, Andi Farid Amri menyampaikan, pemikiran dan wawasan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan mengidentifikasi potensi dan unggulan Sulbar. Utamanya pada aspek industri, keahlian maupun SDM. “Dengan pemahaman yang lebih baik tentang potensi ini tentu kita dapat memutuskan perencanaan dan kerja yang berfokus terhadap pengembangan keahlian kedepan,” ucap Farid.
Selain itu memperkuat sektor-sektor yang memiliki keunggulan di Sulbar dan mesti dilakukan pengembangan seperti pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan, pariwisata, ekonomi kreatif dan masih banyak lagi. “Dalam FGD ini tujuan utamanya adalah mengidentifikasi potensi unggulan daerah lebih lanjut diharapkan dapat menghasilkan perencanaan tenaga kerja yang berbasis pada kebutuhan dan potensi lokal,” tandasnya.***