POLIPANGKEP.AC.ID, PANGKEP — Polipangkep menggelar perayaan puncak Dies Natalis ke-35 dalam Rapat Senat Terbuka, Kamis (7/9/2023). “Politani Pangkep Terus Berprestasi Menguatkan Vokasi untuk Indonesia Maju” jadi tema perayaan yang dilaksanakan di New LT Gedung Terintegrasi Polipangkep.
Hadir secara daring Kepala Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BPPMPV) KPTK Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Lismanto untuk memberikan orasi ilmiah mewakili Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi.
Membuka orasi ilmiah dengan judul Membangun SDM yang Berkeadilan, Lismanto memberikan apresiasi kepada Polipangkep.
“Polipangkep merupakan salah satu Politeknik dengan tren penggunaan anggaran yang sehat. Hal ini mengindikasikan bahwa Polipangkep ini layak,” terangnya.
Lebih lanjut, Lismanto menekankan pengembangan SDM dengan melakukan link and match. Pendidikan vokasi, link and match berarti menghubungkan dunia pendidikan vokasi dengan industri kerja. Sehingga, terdapat relevansi atau kesinambungan antara menempuh pendidikan dengan industri yang memerlukan tenaga kerja sesuai keahlian.
“Kami melihat tren bahwa Industri terus bermitra dengan Polipangkep, yang merupakan salah satu Politeknik yang paling sering menjalin kolaborasi,” tambah Lismanto.
Fungsi dari kolaborasi serta integrasi pendidikan vokasi dan dunia kerja dunia industri dilaksanakan melalui link and match 8+i, yang tidak hanya berupa seremonial MoU, tetapi juga melalui 8 indikator yang sejalan dengan tri dharma Perguruan Tinggi Vokasi.
Pertama, kurikulum disusun bersama sejalan dengan memperkuat aspek softskills, hardskills, dan karakter yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Kedua, penerapan pembelajaran berbasis proyek nyata dari dunia kerja (Project Based Learning/PBL) untuk menyelaraskan hardskills, softskills, dan karakter yang kuat.
Ketiga, meningkatkan jumlah peran guru atau instruktur dari industri maupun ahli dari dunia kerja. Sesuai imbauan Mendikbud, peningkatan perlu dilakukan secara signifikan hingga menimal mencapai 50 jam per semester/program keahlian.
Keempat, penerapan praktik kerja lapangan/industri minimal satu semester. Kelima sertifikasi kompetensi bagi lulusan dan bagi guru atau instruktur harus sesuai dengan standar dan kebutuhan industri.
Keenam, ditekankan untuk guru atau instruktur untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan rutin. Ketujuh, diadakan riset terapan yang membantu dan mendukung teaching factory berdasarkan kebutuhan atau kasus tertentu. Kedelapan, komitmen penyerapan tenaga kerja lulusan oleh dunia kerja.
Untuk huruf “i” mencakup berbagai peluang kerja sama yang bisa dilaksanakan dengan dunia kerja.
Dalam orasi ilmiahnya, Kepala Balai Penjaminan Mutu ini memaparkan data keterserapan mahasiswa pendidikan vokasi yang bekerja atau berwirausaha. Data tersebut menunjukkan tingkat keterserapan yang sangat tinggi.
“Polipangkep ini jauh dari pusat perkotaan bisa melaksanakan program-program wirausaha di daerah, terutama bidang perikanan dan kelautan. Bagaimana kita bisa membangun kewirausahaan ini kepada mahasiswa kita sejak masuk kuliah,” pungkasnya.
“Polipangkep sudah memiliki fasilitas tambak udang dan hatchery yang luar biasa. Hal ini menjadi kelebihan Polipangkep dalam mengembangkan SDM yang Berkeadilan,” sambung Lismanto.
Pada kesempatan ini pula, dia memperkenalkan inovasi bernama “Tankfis” yang dapat dimanfaatkan sebagai solusi yang bermanfaat bagi mahasiswa berupa miniatur budidaya perikanan, jembatan menuju impian.
Inovasi ini merupakan salah satu bentuk yang dapat mendorong peserta didik atau mahasiswa untuk berkarya dari rumah karena fleksibel dan harga terjangkau.
“Ide atau gagasan semacam ini dapat diadaptasi dalam pembelajaran Project Based Learning oleh dosen untuk mendorong kualitas lulusan vokasi,” terangnya.
Lismanto menurup orasi ilmiahnya dengan ucapan selamat Dies Natalis ke-35 kepada Polipangkep teriring doa agar Polipangkep terus berprestasi, menguatkan vokasi untuk Indonesia lebih maju.
(MAN)