Pangkep, Ditjen Vokasi — Dengan keahlian yang spesifik, insan vokasi terus didorong untuk berinovasi mengembangkan potensi lokal menjadi produk bernilai ekonomis tinggi. Salah satunya seperti abon ikan lembaran hasil inovasi dosen dan mahasiswa dari Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan (Politani Pangkep), Sulawesi Selatan.
Jika umumnya abon berbentuk seperti serat-serat kapas, maka tidak dengan abon ikan lembaran inovasi dari Politani Pangkep ini. Selain dibuat dari ikan bandeng, abon ikan lembaan ini dibuat dalam bentuk kepingan padat persegi panjang yang membuatnya seperti biskuit tapi lebih tipis. Rasa abon ikan lembaran ini gurih dengan tekstur yang garing dan renyah.
“Abon biasanya bentuknya seperti serat kapas dan kalau dimakan kerap berhamburan. Oleh karena itu, kami mencoba berinovasi dengan mengembangkan abon dalam bentuk lembaran ini,” kata penanggung jawab teaching factory (TeFa) P2HP, Nur Laely.
Abon ikan lembaran yang diberi nama Bona Patty ini memang merupakan salah satu produk dari Tefa P2HP, yakni teaching factory yang dikelola oleh Program Studi (Prodi) D-4 Pengolahan dan Penyimpanan Hasil Perikanan (P2HP). Selain menghasilkan Bona Patty, Tefa ini juga menghasilkan sejumlah produk olahan dari hasil perikanan, seperti kaki naga, nugget ikan, otak-otak, surimi, dan lain sebagainya.
“Nama Bona sebenarnya berasal dari kata abon, sementara patty itu karena memang bentuknya seperti petty,” kata Nur Laely yang juga merupakan dosen di juruan tersebut.
Selain lebih mudah dikonsumsi, abon ikan lembaran ini juga membantu orang tua lebih mudah untuk mengenalkan produk ikan kepada anak-anak.
“Karena lebih praktis dan mudah dikonsumsi kapan pun dan di mana pun, bahkan cocok untuk bekal orang naik haji atau mereka yang melakukan travelling,” Nur Laely menambahkan.
Pengembangan abon ikan lembaran ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Pihak kampus saat ini terus melengkapo sejumlah dokumen, seperti Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan sejumlah dokumen lainnya. Dengan demikian, produk ini akan siap untuk dihilirisasi oleh industri.
Menurut Nur Laely, sejauh ini penerimaan masyarakat terhadap produk Bona Patty sudah cukup baik. Hal tersebut terlihat saat Bona Patty mengikuti sejumlah pameran.
“Produk ini selalu habis diborong. Apalagi, kami membuatnya dalam sejumlah varian rasa, seperti pedas, aroma daun jeruk, dan sebagainya,” Nur Laely menambahkan.
Pemilihan ikan bandeng sebagai bahan baku dalam pembuatan abon ini karena jenis ikan memiliki potensi yang cukup tinggi dan banyak dibudidayakan oleh masyarakat.
“Pengolahan ikan bandeng memang menjadi salah satu fokus dari keunggulan spesifik yang sedang kami kembangkan di Prodi P2HP selain pengolahan rumput laut,” kata Nur Laely.
Sebagai informasi, Prodi D-4 P2HP merupakan salah satu program studi hasil upgrading dari D-3 menjadi D-4 melalui program Competitive Fund. Sebagai prodi hasil upgrading, Prodi D-4 P2HP ini telah berhasil mengantongi akreditasi A. Selain menghasilkan produk-produk berbasis ikan bandeng, prodi ini juga tengah mengembangkan sejumlah penelitian terkait dengan pemanfaatan ikan bandeng baik pemanfaatan untuk pangan maupun non pangan. (Nan/Cecep)