FAJAR.CO.ID, PANGKEP — Dr. Beny Bandanadjaja, ST., MT yang merupakan Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi (PTVP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memperkenalkan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka atau yang biasa disingkat MBKM kepada Mahasiswa baru Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan Tahun Akademik 2021/2022 dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa baru (PKKMB) yang diselenggarakan secara virtual melalui aplikasi zoom pada Rabu, 21 Juli 2021.
Kehadiran Direktur PTVP dalam kegiatan tersebut, menjadi salah satu hal yang spesial karena pada kesempatan tersebut ia tidak hanya menyapa Mahasiswa baru melainkan juga memperkenalkan program MBKM.
MBKM merupakan salah satu program yang diinisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa/i untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier masa depan.
Adapun makna merdeka belajar menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A adalah memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, dan merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai.
Direktur PTVP juga menambahkan bahwa merdeka belajar bagi mahasiswa adalah memiliki hak atau kebebasan belajar selama 3 semester di luar Program Studi (Prodi) yang diatur dalam Permendikbud No.3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
“Merdeka belajar adalah hak mahasiswa untuk mendapatkan pembelajaran di luar program studinya maksimal tiga semester yang dibagi menjadi dua, satu semester di luar prodi di dalam kampus dan dua semester di luar kampus,” ujarnya.
Dalam paparannya, Direktur PTVP menjabarkan delapan bentuk-bentuk pembelajaran MBKM di Luar Kampus, yaitu Magang/Praktik Kerja, Proyek di Desa, Mengajar di Sekolah, Pertukaran Mahasiswa, Penelitian Riset Kegiatan Wirausaha, Studi/Proyek Independen, serta Proyek Kemanusiaan .
Kedelapan bentuk program MBKM tersebut dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa yang ada di Indonesia dengan persyaratan yang ada. Melalui program tersebut, mahasiswa diharapkan dapat menggunakan kesempatan tersebut untuk bisa mempelajari hal-hal yang tidak didapatkan pada Program Studinya.
“Di dalam Program Studi mungkin ada keterbatasan, mulai dari peralatan, keilmuan, jenis-jenis pelajaran mata kuliah. Dimana dengan belajar di luar Prodi mahasiswa bisa memperoleh mata kuliah lain, lingkungan yang berbeda, sehingga diharapkan dengan belajar di luar prodi mahasiswa dapat memiliki banyak pengalaman,” ungkapnya.
Pemaparan Materi MBKM oleh Direktur PTVP
Pada kesempatan tersebut dibuka pula sesi tanya jawab yang memberikan kesempatan kepada Mahasiswa baru untuk memahami MBKM lebih dalam. Salah satu pertanyaan dilontarkan oleh mahasiswa dari Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Sri Winda Guntari yang menanyakan bentuk-bentuk pengabdian kepada masyarakat, “Apa saja bentuk contoh pengabdian kepada masyarakat?” tanya Sri.
Direktur PTVP kemudian mengatakan bahwa bentuk-bentuk pengabdian masyarakat sangat beragam beberapa contohnya ialah membuat sebuah alat atau teknologi multiguna lalu diberikan kepada masyarakat untuk digunakan, mengikuti program pembinaan masyarakat desa, dan ikut serta dalam pengabdian yang dilakukan oleh dosen.
“Tidak hanya membantu dari segi teknologi, tapi bisa juga dengan mengajari siswa-siswa yang ada di desa, membantu mengatasi masalah-masalah yang ada di sana, sehingga masyarakat mendapatkan manfaat dengan adanya mahasiswa,” ungkapnya. (rls/fajar)